HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) adalah sistem manajemen keamanan pangan yang berfokus pada identifikasi, evaluasi, dan pengendalian bahaya dalam produksi pangan.
Tujuan utama HACCP adalah untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, serta mencegah risiko terjadinya keracunan makanan.
Dalam implementasinya, terdapat beberapa jenis bahaya yang harus diwaspadai dan diatasi dengan serius.
Artikel ini akan membahas tiga jenis bahaya yang sering ditemui dalam HACCP.
1. Bahaya Fisik

Bahaya fisik adalah jenis bahaya yang dapat ditemukan dalam pangan dan dapat menyebabkan cedera fisik pada konsumen.
Contoh bahaya fisik meliputi pecahan kaca, serpihan logam, tulang ikan, potongan plastik, atau bahan asing lainnya yang dapat terkontaminasi dalam proses produksi makanan.
Bahaya fisik dapat timbul dari berbagai sumber, seperti kecelakaan mesin, kelalaian dalam pengemasan, atau bahan baku yang tidak terkontrol dengan baik.
Untuk mencegah bahaya fisik, perusahaan pangan harus memiliki prosedur yang ketat dalam penerimaan bahan baku, pengawasan produksi, serta pengemasan dan penyimpanan produk jadi.
Pemantauan visual dan penggunaan alat deteksi logam juga dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi fisik dalam produk pangan.
2. Bahaya Kimia

Bahaya kimia terkait dengan keberadaan senyawa kimia beracun atau bahan kimia yang tidak aman dalam pangan.
Senyawa kimia beracun seperti pestisida, residu obat hewan, zat aditif yang berlebihan, atau zat kontaminan seperti logam berat dapat menyebabkan masalah kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berbahaya.
Bahaya kimia dapat muncul baik secara alami dalam bahan baku maupun melalui proses produksi yang tidak tepat.
Pengendalian bahaya kimia membutuhkan pemilihan bahan baku yang aman, pemantauan dan pengujian yang teratur terhadap bahan baku dan produk jadi, serta pemilihan dan penggunaan bahan kimia yang telah disetujui oleh otoritas yang berwenang.
Selain itu, perusahaan pangan juga harus memastikan bahwa petunjuk penggunaan bahan kimia diikuti dengan benar dan bahwa tidak ada kontaminasi silang antar bahan kimia yang dapat membahayakan kualitas dan keamanan pangan.
Baca Juga : Mengenal Jenis-jenis Risiko Kerja
3. Bahaya Biologis
